BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan untuk
mengemban tugas mulia yaitu menjadi pemimpin atau khalifah di muka bumi ini. Fungsi dan kedudukan manusia
di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia
di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di
dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat.
Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan
oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah
untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat. Dalam firman
Allah surat Al-Baqarah ayat 30: “
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. ‘Mereka berakat: ‘Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang-orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kemi senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? ‘Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Salah satu isi kandungan Surah
Al-Baqarah ayat 30 adalah bahwa Allah menciptakan manusia untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Allah SWT memberitahukan kepada malaikat tentang
rencana-Nya tersebut. Para malaikat merasa khawatir, bahwa umat manusia
(keturunan Adam) nantinya akan berbuat kerusakan di muka bumi dan saling
membunuh.Kekhawatiran para malaikat menjadi hilang setelah mendapat penjelasan
dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah diketahui para
malaikat.
Di dalam surat Al-Baqarah terdapat beberapa ma’na
mufradat, asbabun nuzul pada ayat tersebut yang menjelaskan tentang manusia
sebagai khalifah di bumi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Jelaskan ayat Al-Qur’an dan hadist yang menerangkan
tentang tugas manusia sebagai kholifah di bumi?
2.
Apa tugas manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi?
C. Tujuan
Berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an dan hadist yang
menerangkan tentang tugas manusia sebagai kholifah di bumi
2.
Untuk mengetahui apa tugas manusia diciptakan sebagai
khalifah di bumi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ayat tentang manusia sebagai kholifah di bumi
Di
dalam Al Qur’an telah disebutkan ayat tentang manusia sebagai khalifah di muka
bumi, yaitu di dalam Surat Al Baqarah ayat 30:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui."
خَلِيْفَةً
(khalifah): pada mulanya berarti yang
menggantikan atau yang datang sesudah yang datang sebelumnya. Atas dasar ini,
ada yang memahami kata khalifah ini dalam arti yang menggantikan Allah dalam
menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapannya.
يُّفْسِدُ : merusak (dengan kekufuran dan maksiat)
يَسْفِكُ
: dia menumpahkan
الدِّمآَءَ: darah
نُسَبِّحُ
: kami bertasbih
بِحَمْدِك
: dengan (senantiasa)
memuji-Mu
نُقَدِّسُ
: kami menyucikan-Mu
Agama Islam mengajarkan bahwa
manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan
sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia
adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya
menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai
khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka
manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas
yang sangat besar.
Sebagai khalifah, manusia diberi
tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena
alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia
juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran,
membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk
menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai
khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan
sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan
kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa
nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang
sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus
hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.
Ketika
memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan
penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama,
memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya
perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1.
Memakmurkan
Bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah
SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya
umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara
adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga
generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu. Memakmurkan bumi juga
berarti menjaga lingkungan sekitarnya, menjaga kelestarian hutan dan para
penghuninya, karena jika semuanya terjaga benar oleh manusia, maka bencana yang
diakibatkan oleh kesalahan manusia akan sedikit kemungkinan terjadinya.
2.
Memelihara Bumi
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara
akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari
kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan
sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak
alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan
manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau
penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar
memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud
adalah agama (Islam).
Mengapa
Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari
kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding
yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat
kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad
SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada
berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan
dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4:
!$oYøÒs%ur
4n<Î)
ûÓÍ_t/
@ÏäÂuó Î)
Îû
É=»tGÅ3ø9$#
¨bßÅ¡øÿçGs9
Îû
ÇÚöF{$#
Èû÷üs?§tB
£`è=÷ètGs9ur
#vqè=ãæ
#ZÎ62
ÇÍÈ
Artinya
: dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:
“Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti
kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra :
4)
Sebagai
seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi
sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam
yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash
ayat 77 yang berbunyi:
Æ÷tGö/$#ur
!$yJÏù
9t?#uä
ª!$#
u#¤$!$#
notÅzFy$#
(
wur
[Ys?
y7t7ÅÁtR
ÆÏB
$u÷R9$#
(
`Å¡ômr&ur
!$yJ2
z`|¡ômr&
ª!$#
øs9Î)
(
wur
Æ÷ö7s?
y$|¡xÿø9$#
Îû
ÇÚöF{$#
(
¨bÎ)
©!$#
w
=Ïtä
tûïÏÅ¡øÿßJø9$#
ÇÐÐÈ
Artinya:
dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL
Qashash : 77)
B.
Hadis tentang manusia sebagai kholifah di bumi
Begitupun di dalam Al-Hadist juga ada riwayat yang
menyatakan manusia sebagai khalifah di muka bumi, Hadist:
Abu Hurairah r.a. menceritakan
hadis berikut:
أَخَذَ
النَّبِيُ صَلَّى الّلهُ عَلَيْهِ وَّ سَلَّمَ بِيَدِيْ فَقَالَ: خَلَقَ اللّهُ
عَزَّوَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَ خَلَقَ فِيْهَاالْجِبَالَ يَوْمَ
الأَحَدِوخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ وَ خَلَقَ الْمَكْرُوْهَ يَومَ
الثُّلاَثَاءِ وَ خَلَقَ النُّوْرَ يَوْمَ الأَرْبِعَاءِ وَ بَثَّ فِيْهَا
الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ وَ خَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ
العَصْرِمِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِيْ آخِرِالْخَلْقِ فِيْ آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ
سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ.
(رواه مسلم و أحمد رضي الله عنهما)
Nabi SAW. memegang
tanganku, lalu bersabda, “Allah SWT. menciptakan bumi pada hari sabtu, Dia
menciptakan padanya gunung-gunung pada hari ahad, Dia menciptakan pohon-pohonan
pada hari senin, Dia menciptakan hal-hal yang tidak disukai pada hari selasa,
Dia menciptakan nur (cahaya) pada hari rabu, dan Dia menyebarkan (menciptakan)
hewan-hewan padanya pada hari kamis, dan Dia menciptakan Adam a.s. sesudah
waktu asar pada hari jumat, sebagai akhir makhluk (yang diciptakan) pada saat
yang terakhir dari waktu-waktu hari jumat.” (riwayat Muslim dan Ahmad)
Dilihat dari asal sahabat yang menceritakan yaitu Abu
Hurairah r.a yang beliau tergolong sebagai seorang yang jujur serta kuat
ingatannya serta perawi hadits ini ialah Muslim dan Ahmad sehingga dilihat dari
sanad dan kedhabitannya kuat sehingga hadits ini bisa digolongkan sebagai
hadits shahih.
C.
Kontek dan Maksud Hadits
التُّربَةَ,
sama wazannya dengan lafaz al-ghurfah, artinya bumi. Dikatakan demikian, yang
artinya tanah, karena bumi terdiri atas tanah. Makna yang dimaksud ialah bumi
berikut apa yang terkandung di dalamnya, menyangkut laut dan sungai-sungai.
وَبَثَّ,
menciptakan dan menyebarkan, yakni semua jenis hewan di muka bumi pada hari
kamis.
Dalam
hadis ini terkandung pengertian bahwa hari pertama dalam satu minggu ialah hari
sabtu dan hari terakhirnya adalah hari Jumat. Hari jumat merupakan hari raya
(hari libur) setiap satu minggu, seperti yang telah disebutkan dalam bab
Jumu’ah. Hal yang dimaksud ialah yang paling akhir, karena itulah maka Adam
a.s. diciptakan pada hari Jumat; dia merupakan bapak manusia dan makhluk yang
paling mulia yang diciptakan oleh Allah melalui tangan kekuasaan-Nya dan Dia
sendirilah yang meniupkan roh ciptaan-Nya ke dalam tubuhnya, serta
memperbolehkan surga baginya, dan memerintahkan para malaikat agar bersujud
kepadanya. Kemudian Rabb memilihnya dan memberinya petunjuk serta
mendekatkannya kepada diri-Nya, dan dapat bermunajat langsung dengan-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di
dalam Al Qur’an telah disebutkan ayat tentang manusia sebagai khalifah di muka
bumi, yaitu di dalam Surat Al Baqarah ayat 30:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Begitupun
di dalam Al-Hadist juga ada riwayat yang menyatakan manusia sebagai khalifah di
muka bumi, Hadist:
Abu Hurairah r.a. menceritakan
hadis berikut:
أَخَذَ
النَّبِيُ صَلَّى الّلهُ عَلَيْهِ وَّ سَلَّمَ بِيَدِيْ فَقَالَ: خَلَقَ اللّهُ
عَزَّوَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ وَ خَلَقَ فِيْهَاالْجِبَالَ يَوْمَ
الأَحَدِوخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ وَ خَلَقَ الْمَكْرُوْهَ يَومَ
الثُّلاَثَاءِ وَ خَلَقَ النُّوْرَ يَوْمَ الأَرْبِعَاءِ وَ بَثَّ فِيْهَا
الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ وَ خَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ
العَصْرِمِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِيْ آخِرِالْخَلْقِ فِيْ آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ
سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ.
(رواه مسلم و أحمد رضي الله عنهما)
Nabi SAW. memegang tanganku, lalu
bersabda, “Allah SWT. menciptakan bumi pada hari sabtu, Dia menciptakan padanya
gunung-gunung pada hari ahad, Dia menciptakan pohon-pohonan pada hari senin,
Dia menciptakan hal-hal yang tidak disukai pada hari selasa, Dia menciptakan
nur (cahaya) pada hari rabu, dan Dia menyebarkan (menciptakan) hewan-hewan
padanya pada hari kamis, dan Dia menciptakan Adam a.s. sesudah waktu asar pada
hari jumat, sebagai akhir makhluk (yang diciptakan) pada saat yang terakhir
dari waktu-waktu hari jumat.” (riwayat Muslim dan Ahmad)
Ketika
memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan
penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama,
memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya
perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Mansyhuri, Abdul. 1980. Mutiara Qur’an dan Hadits. Surabaya: Al-Ikhlas.
Ahmad Ibnu Hanbal, Abdullah Ibn. 2009. Hadis-Hadis
Imam Ahmad. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Al-Qur’anul Karim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar